10 Konser Musik Berujung Maut

Menyaksikan konser atau pertunjukan langsung dari musisi favorit kita merupakan kenikmatan tersendiri. Kesempatan untuk berinteraksi dengan idola seperti itu benar-benar dapat memuaskan dahaga para penggemar atas figur pujaannya. Namun bagaimana bila euforia sebuah konser musik berujung dengan tragedi dan meminta korban jiwa seperti yang terjadi dalam 10 Konser Musik Berujung Maut yang disusun oleh tim Klub Sepuluh? Pastinya alih-alih memberikan kesenangan, kejadian seperti itu membawa duka mendalam.

konser-musik-berujung-maut

Tak peduli jenis musik yang diusung dalam sebuah konser maupun lokasi tempat berlangsungnya konser tersebut, kekacauan yang berujung kematian dapat terjadi. Dari musik pop, rock sampai dangdut, dari konser di dalam ruangan sampai di ruang terbuka yang luas bisa saja memiliki potensi gangguan keamanan yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Melalui artikel ini anda dapat mengetahui peringkat 10 besar konser musik yang meminta korban jiwa terbanyak sepanjang sejarah.


10. Altamont Free Concert

konser-musik-berujung-maut

Altamont Free Concert diselenggarakan pada tanggal 6 Desember 1969, di kota San Francisco. Saat itu merupakan puncak kejayaan musik rock and roll. Lebih dari 300.000 orang menghadiri konser, dan gank motor Hell's Angels dipekerjakan sebagai penjaga keamanan dan menjaga panggung. Mereka dipersenjatai dengan rantai dan tongkat. Dibawah pengaruh narkotika dan alkohol, para penonton mulai saling menyerang, juga menyerang personil keamanan, dan menyerang panggung. Sepanjang hari, sebagian penonton yang melakukan penyerangan dan kekerasan semakin brutal. Hal tersebut menyebabkan band Grateful Dead menolak untuk tampil diatas panggung. Saat berlangsungnya penampilan band Rolling Stones, salah seorang penonton bernama Meredith Hunter merangsek ke panggung dengan membawa senjata setelah sebelumnya ia mendapat pukulan di wajah. Akhirnya ia ditikam oleh anggota Hell's Angel. Total 4 jiwa melayang dalam kerusuhan di Altamont Free Concert.


9. Roskilde Festival

konser-musik-berujung-maut

Saat Pearl Jam tampil di panggung Roskilde Festival, Denmark pada tanggal 30 Juni 2000, sembilan orang tewas setelah penonton berdesak-desakan dan saling dorong merangsek mendekati panggung. Band asal korta Seattle tersebut diminta untuk berhenti bermain dan Pearl Jam meminta para penonton konser untuk mundur, namun semuanya sudah sangat terlambat. Selama berlangsungnya aksi dorong-dorang tersebut, beberapa penonton terjatuh dan terinjak-injak sampai meninggal dunia. Total sebanyak sembilan orang penonton tewas dalam kejadian tersebut. Insiden itu membuat Pearl Jam tidak tampil secara penuh sesuai yang dijadwalkan dan The Cure yang seharusnya tampil setelah Pearl Jam membatalkan pertunjukan mereka.


8. Konser The Who

konser-musik-berujung-maut

Tanggal 3 Desember 1979 menjadi hari yang akan mengubah dunia musik rock selamanya. Tak kurang dari 18.000 fans telah memadati lokasi konser di Riverfront Coliseum di Cincinnati, negara bagian Ohio, Amerika Serikat sejak pukul 13:30. Sedangkan konser yang menggunakan sistem festival namun dengan tempat duduk tersebut baru akan dimulai pada pukul 20:00. Dalam sistem festival dengan tempat duduk ini penonton yang lebih cepat datang akan mendapatkan kursi.

Ketika The Who naik keatas panggung untuk melakukan pemanasan, ribuan fans yang mengira lagu pertama band telah dimainkan mulai menyerbu pintu masuk lokasi konser. Ketika polisi dan staf keamanan akhirnya mampu mengendalikan situasi, mereka menemukan lebih dari dua lusin penonton konser terluka dan 11 lainnya tewas akibat berdesakan dan terinjak-injak. Setelah tragedi itu, kota Cincinnati melarang segala bentuk konser menggunakan sistem festival dengan tempat duduk untuk 24 tahun ke depan.


7. Mawazine Festival

konser-musik-berujung-maut

Mawazine Festival berlangsung pada tanggal 23 Mei 2009 di kota Rabat, Maroko. Festival musik tersebut dimaksudkan untuk menampilkan Maroko sebagai bangsa modern. Konser Mawazine Festival berlangsung selama sembilan hari dengan menampilkan beberapa musisi besar dunia seperti Stevie Wonder. Pada malam terakhir penyelenggaraan festival musik tersebut, setelah penyanyi lokal Abdelaziz Stati selesai menyanyikan lagu pertama, para penonton telah tak sabar untuk meninggalkan lokasi konser. Ketika polisi membantu sejumlah massa keluar melalui beberapa pintu, sebagian penonton lain yang tidak sabar berusaha memanjat pagar. Salah satu pagar tersebut runtuh. 11 penonton tewas baik karena tertimpa reruntuhan pagar maupun terinjak oleh penonton lainnya.


6. Love Parade

konser-musik-berujung-maut

Sebagai salah satu festival musik paling tersohor di Jerman dan memiliki jumlah penonton yang sangat banyak, Love Parade sangat sulit mendapatkan lokasi penyelenggaraan. Bochum membatalkan Love Parade pada tahun 2009 karena pemerintah kota merasa tidak mampu menjadi tuan rumah setelah melihat prediksi jumlah penonton yang akan menyaksikan konser tersebut. Kota Berlin menolak menjadi tuan rumah festival musik tersebut pada tahun 2010. Maka kota Duisburg mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah event berskala besar tersebut pada tanggal 25 Juli 2010.

Dan konser Love Parade tahun 2009 tersebut dipadati tak kurang dari 1,4 juta penonton. Terjadi kepanikan di terowongan masuk lokasi konser, mengakibatkan sejumlah penonton jatuh lalu terinjak-injak, tidak dapat bernafas ditengah padat dan rapatnya antrean, sehingga mereka meregang nyawa. Tragisnya, tidak satupun penonton yang terlibat dalam insiden tersebut sadar bahwa masalah besar sedang terjadi atau mereka sebenarnya sedang saling membunuh. Para penonton terus saling dorong dan mendesak untuk dapat segera masuk ke lokasi konser. Sebanyak 21 penonton tewas dalam konser Love Parade tahun 2009 di Duisburg tersebut.

5. Santika Nightclub

konser-musik-berujung-maut

Tragedi terbakarnya Santika Nightclub di kota Bangkok, Thailand terjadi pada tanggal 1 Januari 2009. Kejadian ini seharusnya dapat menjadi peringatan kepada kita agar lebih memperhatikan kondisi bangunan yang menjadi lokasi konser musik yang hendak kita saksikan. Bangunan Santika Nightclub sebelumnya tidak pernah menjalani inspeksi risiko kebakaran. Hal itu berarti bangunan tersebut rentan terhadap sejumlah ancaman bencana. Santika Nightclub juga memiliki pintu keluar selalu tertutup rapat dan terkunci untuk mencegah orang bisa menyelinap keluar masuk klab tersebut.

Api mulai muncul saat band bernama Burn sedang tampil diatas panggung. Sontak seiring dengan membesarnya api, kekacauan dan kepanikan terjadi. Para penonton konser yang tidak dapat menemukan jalan keluar terbakar hidup-hidup. Mayat-mayat mereka terbakar begitu parah sehingga diperlukan analisis DNA untuk melakukan identifikasi. Sampai saat ini penyebab kebakaran yang menewaskan 59 orang penonton konser tersebut masih belum bisa dipastikan.


4. Station Nightclub

konser-musik-berujung-maut

Pada malam tanggal 20 Februari 2003, penonton dalam jumlah besar berkumpul di Station Nightclub yang berada di West Warwick, Rhode Island untuk menyaksikan konser band Great White. Besarnya jumlah penonton tersebut melampaui kapasitas bangunan Station Nightclub. Manajer band memutuskan untuk menggunakan beberapa kembang api agar konser semakin meriah. Namun kembang api tersebut menjadi tidak terkendali lalu memicu munculnya api dan klub malam itu mulai terbakar. Permasalahannya adalah, sebagian besar penonton tidak menyadari bahwa api tersebut bukanlah bagian dari konser. Ketika mereka mulai menyadarai akan ancaman kebakaran, semua telah terlambat. Lebih dari 100 orang penonton konser meninggal dunia karena tak dapat bernafas akibat tebalnya asap, terinjak-injak oleh penonton lain, juga terbakar api. Salah satu personel band Great White, Ty Longley juga menjadi korban dari bencana malam itu.


3. Beverly Hills Supper Club

konser-musik-berujung-maut

Ada beberapa acara sedang berlangsung di Beverly Hills Supper Club pada malam tanggal 28 Mei 1977. Selain menggelar konser John Davidson, klub yang berada di kota Southgate, negara bagian Kentucky, Amerika Serikat itu juga menjadi tempat berlangsungnya sebuah resepsi pernikahan dan sebuah jamuan makan mewah. Seluruh ruangan yang menjadi tempat acara-acara tersebut dihubungkan dengan beberapa lorong sempit

Munculnya api pertama kali ditemukan oleh dua orang pelayan yang segera mengumumkan bahwa telah terjadi kebakaran. Sampai detik ini, apa penyebab kebakaran masih menjadi misteri. Sementara beberapa orang mengindahkan peringatan tersebut dan bergegas meninggalkan gedung, ada banyak orang yang tidak menganggap peringatan kebakaran tadi sebagai ancaman serius. Dan ketika api akhirnya mencapai setiap lokasi berlangsungnya acara-acara malam itu, mereka mulai panik dan mencoba melarikan diri dengan menyusuri lorong-lorong sempit Beverly Hills Supper Club. Namun 165 orang diantaranya gagal menemukan jalan keluar dan meninggal dunia.


2. República Cromañón

konser-musik-berujung-maut

Terletak di Barrio Once Club di kota Buenos Aires, Brazil, República Cromañón menjadi tempat berlangsungnya konser band Callejeros pada tanggal 30 Desember 2004. Lebih dari 3.000 orang datang berbondong-bondong untuk melihat band tersebut tampil. Jumlah penonton melebihi kapasitas República Cromañón tiga kali lipat. Sementara apa penyebab kebakaran masih belum jelas, namun ditengarai seseorang pada konser tersebut menyulut semacam kembang api atau bahan peledak yang mengakibatkan kebakaran. Karena pintu keluar darurat secara permanen terkunci dan beberapa pintu dipagari juga ditutup untuk mencegah orang menyelinap, mengakibatkan 3.000 penonton konser hampir tidak dapat menemukan jalan keluar. Sejumlah 194 penonton meninggal karena menghirup asap dan mengalami luka bakar.


1. Kiss Nightclub

konser-musik-berujung-maut

Pada tanggal 26 Januari 2013, Kiss Nightclub di kota Santa Maria, Brazil menjadi neraka saat menggelar konser band Gurizada Fandangueira. Penyebab dari kebakaran itu adalah penggunaan kembang api ilegal oleh band tersebut yang menyebabkan langit-langit Kiss Nightclub terbakar. Sayangnya gedung tersebut tidak memiliki alarm kebakaran, sistem pemadaman, dan tidak memiliki tangga darurat. Hal tersebut mengakibatkan selain beberapa anggota band, hampir tidak ada orang yang sadar akan terjadinya kebakaran sampai semuanya sudah terlambat. Jumlah alat pemadam kebakaran yang tersedia tidak cukup untuk menghalau api di ruangan sebesar lokasi konser tersebut. Parahnya lagi, semua alat pemadam yang tersedia tidak bekerja. Lebih dari 240 penonton konser meninggal dunia. 168 orang diantaranya tewas akibat berdesak-desakan, menghirup asap beracun, dan luka bakar serius.


Sobat Klub Sepuluh, demikianlah 10 Konser Musik Berujung Maut yang kami susun. Semoga rtikel ini dapat meningkatkan kewaspadaan anda akan ancaman bahaya ketika menghadiri sebuah konser.

0 Response to "10 Konser Musik Berujung Maut"

Posting Komentar