Film yang Proses Produksinya Lebih dari 10 Tahun

Para praktisi perfilman Hollywood memang tidak pernah sembarangan dalam memproduksi sebuah judul film. Mereka sangat memperhatikan segala detail dan aspek guna meraih hasil yang sempurna. Dana besar, aktor dan aktris kawakan, naskah yang hebat, teknologi canggih merupakan faktor-faktor penting dalam memproduksi sebuah film. Tak terkecuali masalah waktu. Dalam artikel mengenai Film yang Proses Produksinya Lebih dari 10 Tahun ini, Sobat Klub Sepuluh akan mengetahui bahwa untuk meraih kesempurnaan, industri perfilman Hollywood rela mengorbankan apa saja.

film-yang-proses-produksinya-lebih-dari-10-tahun

Bandingkan dengan sinetron Indonesia. Disini satu episode sinetron bisa diselesaikan dalam semalam hanya demi mengejar pengetatan biaya dan waktu tayang. Sedangkan di Hollywood, banyak faktor yang mempengaruhi sebuah film membutuhkan waktu lama untuk siap ditayangkan. Mulai dari masalah hak cipta, penyesuaian skenario, persiapan yang harus dilakukan para aktor, masalah pendanaan dan lain-lain. Dan beberapa judul film baru bisa diluncurkan setelah pengerjaannya memakan waktu sangat lama. Berikut ini daftar film yang proses produksinya lebih dari 10 tahun.


5. Under The Skin

film-yang-proses-produksinya-lebih-dari-10-tahun

Film bergenre fiksi ilmiah arahan sutradara Jonathan Glazer berjudul Under The Skin menjadi fenomena di bioskop-bioskop Amerika Serikat dan Eropa. Kisah film ini diadaptasi dari novel terbitan tahun 2000 karya Michel Faber dengan judul yang sama. Scarlett Johansson memerankan sosok alien yang dikirim ke bumi sebagai bagian dari percobaan misterius. Dengan mengemudi sebuah mobil van mengelilingi kota Glasgow, Skotlandia, dia memangsa para pria dengan memikat mereka masuk ke dalam mobilnya. Under The Skin menerima respon bagus dari para kritikus dan disebut sebagai karya terbaik Jonathan Glazer.

Perencanaan film Under The Skin telah dimulai oleh sang sutradara di tahun 2001. Saat itu ia masih berusia 35 tahun. Setelah membaca novel aslinya, Jonathan Glazer tidak menyadari bahwa ia akan menghabiskan banyak waktu untuk membuatnya. Proyek film yang dimulai pada tahun 2003 ini berkali-kali terhenti akibat mengalami berbagai perubahan pada skenario yang menambah rumit proses produksinya. Pada novel aslinya, terdapat 2 tokoh protagonis yang merupakan pasangan suami istri. Awalnya aktor kawakan Brad Pitt dikontrak untuk memerankan sang suami, tapi ia akhirnya meninggalkan film tersebut akibat proses produksi yang bergerak lambat. Hal tersebut membuat Jonathan Glazer harus membuang script milik karakter yang seharusnya diperankan Brad Pitt dari skenario. Rintangan selanjutnya adalah soal spesial efek yang pantas diterapkan dalam Under The Skin. Jonathan Glazer berkali-kali melakukan penyesuaian sehingga proses produksi semakin panjang.

Namun semua kesulitan dan proses produksi yang sangat lama tersebut terbayar tuntas. Ketika Under The Skin akhirnya dirilis pada tanggal 4 April 2014, setelah lebih dari 10 tahun diproduksi, para pemerhati perfilman memuji hasil kerja Jonathan Glazer yang ketika film ini dirilis telah berusia 48 tahun. Mereka menyanjung tinggi sang sutradara dengan menjulukinya sebagai Stanley Kubrick baru.


4. Boyhood

film-yang-proses-produksinya-lebih-dari-10-tahun

Film arahan sutradara Richard Linklater berjudul Boyhood dirilis pada tanggal 11 Juli 2014. Namun sebelumnya, film bergenre drama tersebut telah ditayangkan pada Sundance Film Festival dan menuai gelombang besar review positif dari para pemerhati dan kririkus perfilman. Sebenarnya kisah yang diangkat dalam Boyhood sangat sederhana. Mengisahkan sepasang suami istri yang bercerai, diperankan oleh Ethan Hawke dan Patricia Arquette. Walau telah bercerai, mereka harus bahu-membahu dalam membesarkan anak mereka yang berusia masih berusia 5 tahun bernama Mason, diperankan oleh Ellar Coltrane. Jika kisahnya sederhana dan tidak perlu spesial efek berteknologi canggih, bagaimana bisa film ini membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses produksinya?

Pada tahun 2002 ketika produksi Boyhood dimulai, Richard Linklater memutuskan untuk melakukan sesuatu yang hanya pernah dibayangkan oleh sedikit sutradara. Alih-alih menggunakan aktor berbeda untuk memerankan Mason dalam berbagai usia, Richard Linklater memutuskan untuk merekam Ellar Coltrane dalam berbagai adegan setiap tahun sampai karakter Mason memasuki usia 18. Jadi total film ini memakan waktu 12 tahun proses produksi. Hasilnya memang sangat memukau dan realistis. Boyhood merupakan sesuatu yang baru bagi dunia perfilman Hollywood dan menjadi catatan sejarah sebagai salah satu proyek film paling melelahkan namun mengesankan.


3. Blood Tea and Red String

film-yang-proses-produksinya-lebih-dari-10-tahun

Animasi stop-motion merupakan salah satu teknik film animasi pertama yang pernah dikembangkan. Teknik ini telah digunakan sejak sebelum tahun 1900. Hebatnya, meskipun kemajuan teknologi dan CGI demikian pesat, teknik stop-motion tetap menjadi metode yang populer dalam dunia film animasi. Beberapa dekade terakhir telah menyaksikan sejumlah film animasi stop-motion yang sukses baik secara kritik maupun dari sisi pendapatan. Conthhnya Chicken Run, The Nightmare Before Christmas, The Corpse Bride dan Fantastic Mr. Fox. Sudah bukan rahasia lagi jika film animasi stop-motion memerlukan proses yang sangat memakan waktu, bahkan tak jarang butuh bertahun-tahun untuk merampungkannya. Untuk membuat animasi stop-motion berdurasi 1 detik, dibutuhkan 30 frame. Jadi, butuh 1.800 frame hanya untuk membuat film berdurasi 1 menit. Bisa dibayangkan waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu film animasi utuh berdurasi 90 menit.

Blood Tea and Red String merupakan film animasi stop-motion yang diperuntukan bagi orang dewasa. Kisah dalam film yang dirilis pada tahun 2006 tersebut menceritakan hubungan antara beberapa tikus putih bangsawan dan makhluk yang hidup di sekitar mereka. Perhatian cermat pada setiap detail tergambar jelas dalam Blood Tea and Red String. Tak heran bila proses produksinya memakan waktu 13 tahun. Film arahan sutradara Christiane Cegavske ini adalah proyek pribadi. Sang sutradara menyatakan bahwa Blood Tea and Red String merupakan film pertama dari trilogi yang telah ia rencanakan. Melihat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Blood Tea and Red String, maka kita dapat memperkirakan sekuelnya akan dirilis sekitar tahun 2019.



2. Avatar

film-yang-proses-produksinya-lebih-dari-10-tahun

Pada tahun 1994, sutradara kawakan James Cameron menyusun rencana pertamanya untuk memproduksi sebuah film yang kemudian diberi judul Avatar. Bercerita tentang manusia masa depan dalam melakukan perjalanan ke planet lain guna mengeksploitasi mineral alami, namun tindakan itu mengancam kehidupan suku Na'vi yang merupakan populasi asli planet tersebut. James Cameron merencanakan film Avatar mulai syuting segera setelah ia selesai membuat film fenomenal Titanic. Namun, niat James Cameron berubah. Ia merasa bahwa teknologi komputer animasi yang tersedia pada saat itu tidak akan mampu mewujudkan visinya. Akhirnya, James Cameron memutuskan untuk menunggu.

Pada tahun 2002, setelah melihat animasi dari karakter Gollum dalam film The Lord of the Rings, James Cameron merasa bahwa akhirnya ia mungkin dapat mewujudkan visinya. Namun, proyek Avatar kemudian menjadi salah satu proses produksi film yang paling panjang dan sulit. Sampai tahun 2006, James Cameron masih berkutat dengan skenario. Film ini menyebabkan munculnya risiko keuangan yang besar bagi sang sutradara. Avatar menjadi salah satu film dengan biaya produksi paling mahal yang pernah dibuat. Dana sebesar $ 250 juta dibutuhkan hanya untuk biaya produksi, dan uang sebesar $ 150 juta disuntikkan guna promosi dan pemasaran ketika Avatar akhirnya dirilis tahun 2009. Namun, semua perjudian waktu dan biaya tersebut terbayarkan. Avatar yang membutuhkan waktu produksi selama 15 tahun menjadi film paling sukses dalam sejarah, dengan meraup pendapatan fantastis sebesar $ 2,7 miliar hanya dari penjualan tiket bioskop saja.


1. The Thief and the Cobbler

film-yang-proses-produksinya-lebih-dari-10-tahun

The Thief and the Cobbler karya animator asal Kanada, Richard Williams, dirilis pada tahun 1993, setelah menjalani proses produksi yang memakan waktu selama 28 tahun. Film kartun ini menceritakan kisah tentang dua pencuri yang kerap beraksi di sebuah kota Arab, sebelum seorang putri dan tukang sepatu menangkap mereka. Produksi film The Thief and the Cobbler merupakan salah satu proses paling rumit dalam sejarah perfilman. Richard Williams menyebut film merupakan alasannya untuk bertahan hidup. Dan ia bertekad untuk menjadikan The Thief and the Cobbler memiliki fitur animasi terbesar sepanjang masa .

Dukungan keuangan untuk film The Thief and the Cobbler sangat minim. Setelah Richard Williams berulang kali gagal menarik investor, ia mencoba memproduksi film itu sendiri dengan menggunakan uang yang diperolehnya dari pekerjaan sambilan. Namun usaha tersebut juga menemui kegagalan. Akhirnya, Warner Brothers memutuskan untuk kembali menyokongnya secara finansial. Tapi kemudian, mereka membekukan film ini setelah sang sutradara gagal memenuhi berbagai pasal perjanjian dalam kontrak. Pihak Warner Brothers juga khawatir tentang kemiripan The Thief and the Cobbler dengan film animasi milik Disney, Aladdin, yang saat itu baru saja dirilis. Mereka kemudian mendepak Richard Williams sedangkan film The Thief and the Cobbler dijual ke Miramax. Miramax segera menyelesaikan film tersebut, melakukan pengeditan, juga merubah beberapa bagian dalam cerita. The Thief and the Cobbler kemudian dirilis dengan ditayangkan pada bioskop dalam jumlah terbatas. Setelah diperkirakan menghabiskan dana tak kurang dari $ 24 juta. The Thief and the Cobbler gagal meraih kesuksesan dan hanya mampu memperoleh pemasukan sebesar $ 300 ribu. Richard Williams patah hati dan kini menolak untuk berbicara tentang film.


Sobat Klub Sepuluh pecinta film, semoga artikel mengenai Film yang Proses Produksinya Lebih dari 10 Tahun di atas dapat menambah wawasan juga membuka mata kita tentang bagaimana seharusnya sebuah film dibuat. Jangan hanya karena mengejar waktu dan biaya, kualitas sebuah film harus dikorbankan.

0 Response to "Film yang Proses Produksinya Lebih dari 10 Tahun"

Posting Komentar